POCONGGG JUGA POCONG my favorite ghost!
.
Dimas (Ajun Perwira) yang sudah lama memendam rasa terhadap Sheila (Saphira Indah), teman sekolah sekaligus sahabatnya, ternyata tak sempat menyatakan perasaannya setelah mereka lulus SMU. Dalam sebuah kesalahpahaman saat Dimas mencoba memberanikan diri, sebuah kejadian tragis memisahkan Dimas dari Sheila. Dimas tersadar sebagai pocong pemula dengan nama Poconggg yang harus melewati tahapan-tahapan dalam adaptasi kehidupan barunya. Selain harus diorientasi oleh geng pocong pimpinan Anjaw (Rizky Mocil), Poconggg juga bersahabat dengan kuntilanak Kunti (Nycta Gina) yang membantunya melewati rintangan demi rintangan. Dibalik kegalauannya sebagai pocong, hanya ada satu tujuan bagi Poconggg, untuk menuntaskan deklarasi cinta yang tertunda pada Sheila yang juga merindukan dirinya. Namun dunia yang berbeda jadi penghalang, sementara Sheila mulai dekat dengan seniornya di bangku kuliah, Adit (Guntur Triyoga).
Seperti 'Kambing Jantan'-nya Raditya Dika, 'Poconggg Juga Pocong (PJP)' juga menggagas sebuah alur baru dari banyolan-banyolan bersegmen dalam novel aslinya, dengan berbagai tambahan dan pengurangan. Namun balutan romantisasinya menjadikan 'PJP' kelihatan jauh lebih terkonsep ketimbang sebuah kisah hidup yang disini cukup digelar hanya sebagai pelengkap penjelasan karakterisasinya. Dan menempatkan aktor lain untuk memerankan karakter Poconggg ketimbang Arief sendiri mungkin merupakan strategi yang cukup baik. Apalagi, Ajun Perwira, yang sebelumnya kita saksikan lewat 'Di Bawah Lindungan Ka'bah', cukup luwes memerankan karakter yang sudah dikenal luas disamping tampilannya yang masih tergolong fresh di layar lebar nasional. Pemeran pendukung lain juga tampil cukup wajar terutama Nycta Gina (Jeng Kelin) bersama Rizky Mocil yang tampil dalam porsi komedi menggelitik secara cukup pas. Skor besutan Joseph S. Djafar dan themesong 'Ya Aku' dari J Rocks ikut jadi kekuatan lain yang memberi penekanan ke wilayah romantiknya. Hanya penampilan Guntur Triyoga yang mungkin terasa kelewat melekat dengan style film-film Nayato, bersama sutradara Chiska Doppert yang juga sempat disangka salah satu alterego-nya.
Tapi diatas semuanya, kesuksesan 'PJP' agaknya harus dialamatkan pada skenario besutan Arief bersama Haqi yang secara sukses bisa menuangkan ide fresh dibalik konsep unik menggunakan elemen-elemen horor sebagai sebuah komedi yang banyak menawarkan sisi baru yang sebelumnya belum pernah tampil ke layar lebar kita. Alur dan dialognya cukup mengalir bersama canda dan celotehan inovatif seperti sebutan 'seikat pocong' yang sama sekali tak terasa garing. Agak disayangkan sedikit bangunan emosi yang dimulai dengan baik di plot romantis yang juga jadi salah satu sentral sejak awal terputus kelewat cepat di klimaks yang mengembalikan nuansa komedinya dengan instan, namun bagaimanapun, ini adalah bukti bahwa pocong-pocongan tak selamanya jadi kacrut bila ditangani dengan benar. This is a nice effort. Penuh inovasi, dan sangat layak dihargai lebih. (dan)
danieldokter.wordpress.com
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer